|
KH,Abdullah Wasi'ah |
Kalau di dunia ada Ahmad Deedat, Indonesia punya KH Abdullah Wasi'an.
Ia adalah guru para kristolog di Indonesia. Kiprahnya diakui kawan
maupun lawan.
Kyai ini suka dipanggil Pak Wasi'an. Ia lahir di Nyamplungan,
Surabaya, pada 9 Juni 1917. Rabu 16 Februari 2011 tepat saat adzan
dzuhur, kyai sederhana ini menghadap Allah SWT pada usia 94 tahun. Ia
meninggalkan seorang istri yang biasa dipanggil Mbah Ti, dan sembilan
anak dan beberapa cucu.
Di usia 6 tahun, ia dimasukkan oleh orang tuanya, Hayat dan Shaleka,
ke sekolah Belanda, HIS. Ia beruntung karena tidak semua pribumi bisa
bersekolah di sini. Tak heran, ia mampu menguasai bahasa Indonesia
dengan baik.
Setelah dari HIS, ia melanjutkan ke MULO tahu 1931. Dari MULO ia
masuk ke pesantren di Ampel, Surabaya. Pesantren ini diasuh oleh KH Mas
Mansyur (tokoh Muhammadiyah). Antara tahun 1964 – 1968 ia mengambil
kursus bahasa Jerman di Goethe Institute. Selain 'nyantri' ke KH Mas
Mansyur, Pak Wasi'an juga berguru ke KH Ghufron Faqih (tokoh NU) dan
Ustadz Bahalwan (tokoh Syarikat Islam) yang fasih dan mumpuni dalam
bahasa Arab.
Ia mulai menekuni ilmu Kristologi pada usia 43 tahun. Ketertarikannya
pada bidang ini sebenarnya merupakan kebetulan, bahkan bisa dikatakan
terpaksa. Keterpaksaan itu berawal ketika ada temannya semasa di HIS
bernama Luther yang beragama Kristen datang ke rumahnya di Kalibokor,
Surabaya. Sejak itu, berbagai perdebatan dan diskusi dengan kalangan
Kristen diikutinya. Hasratnya untuk menekuni kristologi ini kian kuat.
Ia pelajari ilmu kristologi secara otodidak karena memang saat itu tak
ada sekolahnya. Kegigihannya menjadikan ia salah satu kristolog
terkemuka di Indonesia.
Pak Wasi'an pun kemudian menambah ilmu bahasanya dengan mempelajari
bahasa Jerman dan Prancis. Penguasaan bahasa tersebut penting bagi ilmu
kristologi. Soalnya, ia banyak menemukan kata-kata dalam Bibel berbahasa
Indonesia yang sulit dimengerti. Kata-kata itu baru bisa dimengerti
jika dibaca dalam Bibel bahasa Jerman, Belanda, atau Prancis.
Misalnya, di dalam Bibel Kitab Hagai pasal 2 ayat 7 dan 8 berbunyi
"Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam "Sedikit waktu lagi, maka Aku
akan menggoncang langit dan bumi. Aku pun akan menggoncang segala
bangsa sehingga barang-barang yang indah segala bangsa akan memenuhi
rumah ini dengan kemegahan firman Tuhan semesta alam." (Al-Kitab cetakan
2000). Ayat ini menerangkan, bahwa Tuhan menggoncang langit, bumi, laut
dan juga semua manusia dari segala bangsa. Apabila semua manusia sudah
sama panik, maka mereka akan mencari yang indah kepunyaan segala bangsa.
Kalimat "mencari barang-barang yang indah" sulit dipahami karena
tidak dijelaskan maksudnya. Dalam Bibel bahasa Belanda kalimat itu
berbunyi "Ein zijzullen komen tot den wensch alter heidenen” yang
mempunyai arti mereka akan mendatangi "keinginan orang kafir". Kalimat
ini juga sulit dipahami.
Penjelasan kalimat tersebut baru bisa dipahami setelah membaca Bibel
berbahasa Prancis. Ternyata dalam Bibel bahasa Perancis kata-kata yang
indah itu disebut tresor. Tresor bahasa Ibraninya adalah chemdah. Arti
chemdah itu "yang dipuji". Berarti ayat tersebut mempunyai pengertian
bahwa setelah manusia goncang hatinya, mereka akan mencari yang dipuji.
Berarti kalimat tersebut berbunyi "Setelah Tuhan menggoncang langit,
bumi, laut, darat, juga semua manusia dari segala bangsa, sehingga
mereka semua menjadi panik, maka mereka mencari sesuatu yang dipuji.
Dalam pandangan Islam, sesuatu yang dipuji itu adalah Nabi Muhammad SAW.
Karena Muhammad itu artinya sesuatu yang dipuji.
Pak Wasi'an selain dikenal sebagai jago podium, juga produktif dalam
menulis. Beberapa hasil karya tulisnya berupa buku maupun artikel telah
beredar di masyarakat. Artikel-artikel itu dimuat di beberapa media
massa Islam seperti Al-Muslimun, Media Dakwah dan beberapa tabloid.
Buku-bukunya antara lain "Islam Menjawab", diterbitkan oleh Media
Dakwah, "Muhammad dalam Bibel”, "Jawaban untuk Pendeta", dan "100
Jawaban untuk Misionaris", ketiganya diterbitkan oleh Pustaka Dai,
"Pendeta Menghujat Kiai Menjawab" oleh Al-lbrah, dan "Nabi Isa Masih
Hidup atau Sudah Wafat".
Banyak kalangan yang menilai Kyai Wasi'an sebagai pribadi yang sabar,
gigih, otodidak dan sangat bersahaja. Kesederhanaan Kyai Wasi'an tampak
dari beberapa hal seperti cara berpakaian, bahkan ia baru menempati
rumah sendiri tahun 1990.
Semasa hidupnya ia memberikan pengajian kristologi di Masjid Al Falah
Jalan Raya Darmo Surabaya. Ia pun menggembleng para pemuda dengan
kristologi, sebagai pelanjut estafet perjuangan meng-counter para
misionaris dan orientalis yang sering menikam Islam. Kristolog Abu
Deedat yang memiliki nama asli Syihabuddin juga murid Pak Wasi'an.
Ustadz Shodiq yang paling dekat dengan almarhum juga mewarisi ilmu
kristologi. Kader-kadernya menyebar di seantero Nusantara.
Salah satu kelebihan Pak Wasi'an sebagai kristolog adalah banyak
hafal ayat-ayat Bibel dalam tiga bahasa. Menurut kolega sesama kristolog
yaitu Ustadz Masyhud, Pak Wasi'an itu sangat kuat daya hafalnya. Pada
usia 92 tahun, Pak Wasi'an bersama kristolog Insan Mokoginta ditemukan
dengan pendeta Robert W dari Jakarta. Saat itu Pak Wasi'an dengan lancar
menyebutkan Surat Joshua 10 ayat 12 – 13 dengan tepat. Kelebihan lain
menurut testimoni putra sulungnya, Evi, adalah kondisi Pak Wasi'an
selalu suci (dawamut thaharoh), setiap batal langsung bersuci kembali.
Selain itu, Pak Wasi'an pernah tercatat sebagai anggota Majelis Tarjih
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. [] rif'an wahyudi (Media Umat) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar