Al-Quran yang merupakan kitab Allah yang terakhir diturunkan kepada Rasul terakhir, Muhamad SAW di samping sebagai petunjuk dan rahmah bagi seluruh umat manusia juga merupakan mukjizat terbesar yang pernah dianugerahkan Allah kepada para RasulNya. Salah satu kemukjizatan Al-Quran yang sangat luas itu adalah kemukjizatan dalam bidang ilmu pengetahuan. Bahkan dimensi keilmuan dalam Al-Quran oleh para peneliti dipandang telah melampaui jamannya. Demikian paparan Drs. Saifuddin Zuhri, M.Ag., staf pengajar Prodi Ushuluddin UMS, yang juga sekretaris Lembaga Pengkajian Islam dan Kemuhammadiyahan (LPIK UMS) dalam diskusi Seton Dosen Prodi Ushuluddin,23 Nopember 2013
Para ulama pengkaji Al-Quran yang sering disebut Mufassirin sejak masa klasik telah mengembangkan penafsiran Al-Quran dengan pendekatan ilmiah, meski tetap mematuhi kaidah-kaidah penafsiran Quran. Begitu pentingnya pengembangan tafsir dan ilmu tafsir Quran dengan pendekatan ilmiah dan multidisiplin ini Rabitah Alam Islami membentuk sebuah komisi untuk menggali isyarat-insyarat ilmiah dalam AlQuran dengan tinjauan multidisiplin dan interdisiplin ilmu. Komisi tersebut disebut dengan al-Hai'ah al-Alamiyyah lil I'jazil 'Ilmi fil Quran wa al-Sunnah (Komisi Internasional Kenukjizatan Ilmiah al-Quran dan al-Sunnah).
Para ulama pengkaji Al-Quran yang sering disebut Mufassirin sejak masa klasik telah mengembangkan penafsiran Al-Quran dengan pendekatan ilmiah, meski tetap mematuhi kaidah-kaidah penafsiran Quran. Begitu pentingnya pengembangan tafsir dan ilmu tafsir Quran dengan pendekatan ilmiah dan multidisiplin ini Rabitah Alam Islami membentuk sebuah komisi untuk menggali isyarat-insyarat ilmiah dalam AlQuran dengan tinjauan multidisiplin dan interdisiplin ilmu. Komisi tersebut disebut dengan al-Hai'ah al-Alamiyyah lil I'jazil 'Ilmi fil Quran wa al-Sunnah (Komisi Internasional Kenukjizatan Ilmiah al-Quran dan al-Sunnah).