DIRGAHAYU PROKLAMASI REPUBLIK INDONESIA KE 69 (1945-2014): HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI INI DAN KEMARIN ALLAHU AKBAR!!! Program Studi Perbandingan Agama (Ushuluddin) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA: April 2013

Translate/Terjemah/ترجمة

Sabtu, 06 April 2013

Penemuan Baru?

Argumentasi Fahmi Basya bahwa Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman

HeadlineMetrotvnews.com, Bogor: Penulis buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman KH Fahmi Basya berkeyakinan terungkapnya misteri Candi Borobudur yang menggambarkan kisah nabi-nabi besar bisa berpotensi mengislamkan masyarakat dunia. 
"Daya tarik Candi Borobudur akan mengalahkan lukisan Monalisa dan bangunan bersejarah lain yang ada di dunia. Orang-orang di seluruh dunia akan berdatangan untuk melihat fakta bahwa Borobudur menjelaskan kebenaran Alquran, jadi bukan peninggalan umat Budha," kata KH Fahmi dalam seminar bertema Titik balik Candi Borobudur di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/4).
Ia menyebutkan Candi Borobudur tersusun dari dua bangunan yaitu bagian bawah merupakan karya masa Nabi Sulaiman dengan bantuan para jin dan bagian puncak merupakan bangunan milik Ratu Saba yang dipindahkan dengan kecepatan cahaya ke bagian atas Candi Borobudur.


Senin, 01 April 2013

Dari Diskusi Seton, 23 Maret 2013



PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH YANG IDEAL?


.

Diskusi Bulanan SETON Dosen Program Studi Perbandingan Agama (UShuluddin) yang dihadiri juga oleh dosen-dosen dari Prodi lain di FAI UMS, mengkaji hasil penelitian yang dilakukan oleh Drs. Saifuddin Zuhri dan Timnya tentang Pondok Pesantren Muhammadiyah yang ideal
Penelitian dilakukan di beberapa Psantren Muhammadiyah di Jawa Tengah, seperti Ponpes Imam Syuhada di Sukoharjo, Ponpes Daruh Ihsan di Sragen, Darul Arqom di Sangkal Putung Klatren, Ponpen KH Mas Mansur UMS, dan Ponpes Manafiul Ulum di Boyolali.Saifuddin menyatakan bahwa para pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah di Jawa Tengah menginginkan bahwa Pondok Pesantren yang ideal adalah sebagai pondok penyuplai  kader, baik sebagai kader ulama, maupun kader mubaligh dan pemimpin Muhammadiyah di tingkat ranting, cabang dan daerah, yang memiliki akhlak mulia, dapat memberi teladan dalam beribadah sesuai dengan petunjuk Quran dan Sunnah dan putusan tarjih Muhammadiyah, dapat membaca dan mengkaji dan mengajarkan kitab-kitab ilmu-ilmu syariah. Di samping itu Pesantren mampu bersaing dalam percaturan global dan nasional.