DIRGAHAYU PROKLAMASI REPUBLIK INDONESIA KE 69 (1945-2014): HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI INI DAN KEMARIN ALLAHU AKBAR!!! Program Studi Perbandingan Agama (Ushuluddin) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA: Darojat: Menurut Banawiratma Teologi Kristen Otentik Tidak Kompatibel untuk Indonesia

Translate/Terjemah/ترجمة

Senin, 16 September 2013

Darojat: Menurut Banawiratma Teologi Kristen Otentik Tidak Kompatibel untuk Indonesia

Wacana teologi kristen memang kalau dilihat dalam literatur, memiliki perkembangan yang sangat signifikan, dengan trend teologi fungsional-kontekstual. Teologi ini, menurut Dr. Banawiratma SJ, mantan pastur yang dulu sering dipanggil dengan Romo Bono, mengandaikan bahwa ajaran Kristus yang bersumber dari Alkitab dan tradisi Eropa Barat tidak bisa kompatibel untuk dunia lainnya. Untuk itu harus dikembangkan Teologi Fungsional Kontekstual, sehingga perlu dilakukan pembongkaran (dekonstruksi) agar Iman Kristen cocok untuk wilayah lain, termasuk di Indonesia. Demikian Drs. M. Darojat Ariyanto, M.Ag. dalam makalahnya pada Diskusi Rutin Seton Prodi Ushuluddin, 13 September 2013 di Ruang Seminar FAI UMS.
Perubahan diri Banawiratman diperkirakan karena pandangannya tersebut, sehingga ia mengundurkan diri dari kepasturan yang hidup selebat dengan tidak menikah dengan perempuan, kemudian menjadi orang awam dengan menikah sebagaimana umat lainnya.
Dalam pandangan kaum teolog kristen liberal implementasi iman geraja harus merupakan ieologi inkulturatif atau teologi kontekstual.
Menurut Darojat, pakar perbandingan agama yang menekuni Kristologi dan Teologi Kristen Modern di Prodi Ushuluddin FAI UMS ini, Banawiratma berpandangan bahwa teologi Kristen otentik tidak kompatibel untuk diterapkan di bumi ini sebelum diolah dengan proses inkulturasi dan kontekstualisasi dengan ruang dan waktu. Artinya, ini memang sesuai dengan cetak biru ajaran Kristen (Nasrani), sebagaimana tertuang dalam Alkitab maupun disinyalir dalam Al-Quran, yang memang hanya diperuntukkan bagi Bani Israil. Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa Isa al-Masih diutus hanya untuk Bani Israil untuk memurnikan aqidah mereka yang tercampur dengan kemusyrikan untuk dikembalikan kepada tauhid yang murni.
Ini sangat berbeda dengan ajaran Islam yang bersumber Al-Quran yang dibawa oleh Rasul terakhir yang membawa wahyu terakhir Kitab Al-Quran yang meluruskan penyimpangan Ahlul Kitab atas kitab-kitab terdahulu dan menyempurnakan isi kitab-kitab tersebut sehingga menjadi kompatibel untuk seluruh alam (Rahmatan dan Kaffatan lil Alamin). Cetak biru risalah Islamiyah yang dibawa oleh Muhammad SAW yang rahmatan lil alamin sudah kompatibel untuk seluruh belahan dunia dan seluruh jaman. Oleh karena itu umat Islam dituntut untuk cerdas mendakwahkan ajaran Islam dengan memperhatikan kondisi sosial budaya umat manusia sesuai lokus dan tempus, tetapi tidak merubah dan mendekostruksi aqidah dan ajaran Islam, karena Al-Islami shalih li kulli zaman wa makan.
Barakallah fikum ya Pak Darojat.

Tidak ada komentar: